Skizofrenia : Gejala, Penyebab dan Tatalaksana

skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan psikiatri yang cukup serius yang berefek lebih dari 1 popullasi dimana penderita memiliki delusi dan halusinasi. Penderita juga sering kehilangan kontak mata. Skizofren sendiri termasuk gangguan mental mayor. Terdapat mispersepsi tentang gangguan mental.

Penyakit ini terjadi pada laki-laki dan perempuan dalam semua usia. Laki-laki sering berkembang gejala pada usia belasan dan awal 20  tahun, sedangkan perempuan muncul gejala pada akhir usia 20 tahunan dan awal 30 tahunan.

Bacaan Lainnya

Apa Penyebab Skizofrenia?

Secara medis, penyebab spesifik skizofrenia tidak diketahui. Peneliti mempercayaai bahwa faktor biologis dan lingkungan berkontribusi menyebabkan penyakit ini.

Pada pemeriksaan radiologis, pasien penyakit ini menunjukkan abnormalitas pada struktur otak. Abnormalitas pada senyawa kimia otak memicu gejala skizofren. Peneliti juga mempercayai rendahnya kadar senyawa kimia akan mempengaruhi emosi dan tingkahlaku yang akhirnya mempengaruhi kesehatan mental. Adapun faktor risiko lain dari penyakit ini diantaranya:

  1. adanya riwayat keluarga penyakit serupa
  2. adanya paparan toksin dan racun virus sebelum lahir atau selama masa infant
  3. memiliki penyakit radang dan autoimunitas
  4. menggunakan obat-obatan tertentu dan tingginya kadar stress dalam tubuh.

Bagaimana Gejala Skizofrenia?

Seseorang dengan penyakit ini sering mengganti topic pembicaraan ketika bicara. Dia sering membuat kata baru dan frase baru. Gejala lain yang didapatkan adalah ketidakmampuan mengendalikan impuls, emosional yang mudah berubah terhadap situasi, dan kehilangan ekspresi wajah.

Seseorang dengan skizofrenia ini, sering kehilangan minat dan kesukaan dalam hidupnya. Penderita cenderung terisolasi dalam bersosialisasi, gangguan tidak mampu mengungkapkan kesenangan, cenderung merencanakan hidupnya, dan gangguan aktifitas sehari-hari.

Baca Juga:  Gangguan Cemas Agorafobia : Gejala hingga Tatalaksana

Bagaimana Pemeriksaan Skizofrenia?

Tidak ada pemeriksaan tunggal untuk meneggakkan diagnosis penyakit  ini. Pemeriksaan psikiatri lengkap dapat membantu dokter membuat diagnosis. Anda harus ke psikiatri (dokter spesialis kulit kelamin) untuk membantu menangani keluhan anda.

Dokter akan menanyakan riwayat penyakit, riwayat kesehatan dan riwayat keluarga. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan radiologis termasuk MRI dan CT-scan.

Terkadang, ada alasan lain yang menyebabkan gejala anda seperti penyalahgunaan obat-obatan, mengkonsumsi obat tertentu, dan disertai gangguan mental lainnya. dokter akan menetapkan skizofren jika anda memiliki gejala setidaknya 2 gejala dalam periode 1 bulan. Gejala tersebut seperti halusinasi, delusi dan gangguan berbicara.

Bagaimana Pengobatan Skizofrenia?

Belum ada perawatan khusus untukpenyakit ini. Pengobatan berfokus pada pengurangan gejala. Pengobatan umumnya diberikan psikiater. Pengobatan tersebut dapat berupa medikamentosa, intervensi psikososial dan rehabilitasi vokasional.

  1. MedikaMentosa

Pengobatan medikamentosa dapat diberikan antipsikotik. Jenisnya ada tipikal dan atipikal. Obat ini akan membantu mengurangi halusinasi, delusi dan gejala psikotik. Jika psikotis terjadi, maka dibutuhkan perawatan dirumah sakit dan menerima pengobatan dibawah supervisi medis.

  1. Intervensi Psikososial

Terapi ini berupa terapi individu dimana membantu anda mengendalikan stress. Latihan sosial dapat membantu anda bersosialisasi dan meningkatkan skil berkomunikasi anda.

  1. Rehabilitasi Vokasional

Rehabilitasi vokasional dapat membantu anda bekerja kembali dan meningkatkan kreatifitas anda. Belum ada pencegahan khusus pada penyakit ini. Identifikasi terhadap faktor risiko, dan bagaimana mencegah gangguan telah menjadi fokus peneliti terhadap penyakit ini.

Faktor lingkungan dan biologis berperan kuat terhadap penyakit ini. Gangguan ini dapat hilang dengan sendirinya, dan juga dapat muncul kembali.  Penderita akan membaik diikuti dengan perbaikan memahami kondisi dirinya, mengetahui faktor risikonya, dan mengikuti rencana pengobatan dokter.

Baca Juga:  Ketindihan (Sleep Paralisis) : Gejala hingga Pengobatan

Adapun komplikasi dapat terjadi seperti keinginan bunuh diri, kecemasan, fobia terhadap sesuatu, depresi berat, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, dan masalah keluarga. Penyakit ini juga memicu kesulitan bekerja dan bersekolah. Jika anda tidak mampu bekerja atau menopang finansial sendiri, maka sangat beresiko untuk bangkrut,miskin dan tidak punya rumah.

Demikian yang dapat kami sampaikan, salam DokterMuslim.com

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko
Yogyakarta, 14 Juni 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *