Alergi Susu Kedelai : Gejala, Pemeriksaan dan Pengobatan

alergi susu kedelai

Alergi susu kedelai adalah adanya reaksi hipersensitivitas baik di kulit, saluran pencernaan maupun sistem lain, karena respon imunitas terhadap protein kacang kedelai. Kacang kedelai sendiri merupakan keluarga kacang polong, yang mana juga termsauk makanan seperti kacang merah, kacang hijau dan kacang tanah.

Di amerika serikat, kacang kedelai disebut juga edamame. Kacang kedelai sendiri merupakan bahan utama sari kedelai (susu kedelai), kecap dan tahu. Kacang kedelai sendiri dapat diolah dalam berbagai makanan seperti : saos, bumbu, salad, makanan dingin, makanan asia, sereal dan mentega kacang.

Bacaan Lainnya

Kedelai sendiri adalah salah satu makanan yang berpotensi menimbulkan alergi yang sulit dihindari. Alergi kedelai terjadi ketika imunitas tubuh salah mengenali protein di kacang kedelai yang menginvasi dan membentuk antibodi untuk melawan protein kacang kedelai, padahal protein tersebut tidak berbahaya. Imunitas akan melepaskan senyawa kimia seperti histamin untuk melindungi tubuh. Pelepasan senyawa kimia ini, akan memicu reaksi alergi.

Kacang kedelai,adalah makanan berpotensi alergi selain susu sapi, telur, kacang tanah, pohon kacang, gandum, ikan dan udang serta makanan laut. Makanan tersebut 90% menimbulkan alergi pada beberapa orang yang sensitif. Alergi kacang kedelai muncul pertama kali saat lahir dan dapat menghilang setelah usia 3 tahun.

Apa saja gejala alergi susu kedelai?

Gejala dari alergi susu kedelai dapat dikategorikan ringan sampai berat, meliputi : nyeri perut, diarea, mual dan muntah. Adapun gejala pada sistem pernafasan berupa hidung berair, sesak nafas denganmengi dan kesulitan bernafas.

Gejala lain yang dapat ditemukan adalah demam, konjungtivitis (mata merah), reaksi pada kulit dan dermatitis, gatal dan pembengkakan, serta paling berat adalah terjadi syok anafilaksis yang ditandai dengan penurunan tekanan darah yang sangat drastis.

Baca Juga:  Selulitis : Gejala Khas, Lesi Kulit dan Pengobatan [Lengkap]

Adapun gejala tambahan, pada bayi adalah bayi sering menangis, iritabilitas dan menolak ketika diberikan minuman susu kedelai.

Apa saja Jenis Alergi Kedelai?

Kedelai dan produk turunannya dapat memicu terjadinya alergi, yaitu alergi lesitin alergi, alergi susu kedelai dan alergi saos kedelai.

  1. Alergi Lesitin kedelai

Lesitin kedelai adalah makanan aditif nontoksik. Zat ini digunakan untuk mengemulsifikasi makanan secara alamiah. Lesitin akan membantu mengendalikan kristalisasi gula pada coklat, membantu daya tahan produk, dan mengurangi reaksi percikan ketika makanan digoreng. Kebanyakan orang yang alergi terhadap kedelai dapat mentoleransi lesitin kedelai.

  1. Alergi susu Kedelai

Sekarang ini, sekitar setengah anak-anak dengan alergi susu sapi, juga mengalami alergi susu kedelai. Jika anak alergi terhadap susu formula, maka orangtua harus menggantu susu formula dengan susu formula yang hipoalergik atau susu formula terhidrolisasi. Pada susu hidrolisasi ini, protein telah rusak sehinnga tidak dapat memicu reaksi alergi. Pada susu yang biasa, protein tersebut akan dengan mudah memicu reaksi alergi.

  1. Alergi Saos Kedelai (Kecap)

Kecap juga terkandung gandum yang menjadi agen alergen pemicu alergi. Pada kecap juga terdapat histamin. Ini mengakibatkan terjadi keracunan histamin, dimana akan memunculkan gejala seperti reaksi alergi yang terdiri dari inflamasi di sekitar mulut dan kulit (dermatitis).

Pemeriksaan skin prik tes dan tes lain harus dilakukan untuk menentukan alergen. Minyak kedelai biasanya tidak terdapat protein dan seringnya aman dikonsumsi. Namun apabila terdapat riwayat alergi, anda harus mendiskusikan kepada dokter terkait alergi yang dialami, apakah tetap boleh mengkonsumsi kecap atau tidak.

Terdapat sekitar 15 protein di kedelai yang dapat memicu reaksi alergi. Jangan lupa cek label di makanan apabila anda memiliki alergi kedelai. Waspadai apabila mengandung tepung kedelai, serat kedelai, protein kedelai, kacang kedelai dan kecap.

Baca Juga:  Perbedaan Furunkel dan Karbunkel [Lengkap]

Bagaimana Pemeriksaan Alergi susu Kedelai?

Ada beberapa tes dan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah terdapat alergi susu kedelai atau alergi makanan lain. pemeriksaan tersebut diantaranya:

  1. Pemeriksaan skin prik : satu tetes terduga alergen ditaruh di kulit dan jarumyang digunakan untuk menusuk lapisan kulit atas, dan menaruh alergen kedalam kulit. Jika seseorang alergi terhadap kedelai, maka bercak kemerahan seperti tergigit nyamuk akan terlihat pada sekitar tusukan.
  2. pemeriksaan kulit intradermal : tes ini mirip skin prik, kecuali sejumlah alergen diinjeksikan di lapisan kulit dengan jarum. Pemeriksaan ini lebih sensitif dibandingkan skin prik, dan dibutuhkan apabila tes lain menunjukkan hasil negatif.
  3. Tes Radioalergi absorben : pemeriksaan ini menilai jumlah antibodi IgE di tubuh.
  4. Tes Food Challenge : prinsipnya, tes ini sangat baik untuk memeriksa alergi makanan. Seseorang akan diberikan terduga alergen dengan jumlah banyak untuk melihat reaksi alergi.
  5. diet eliminasi : pada tes ini penderita berhenti makan dan minum terhadpa makanan dan minuman yang terduga berpotensi memunculkan reaksi alergi, pada beberapa minggu. Kemudian, secara pelan, tambahkan sedikit-sedikit alergen tersebut ke makanannya untuk melihat gejala yang muncul.

Bagaimana Pengobatan Alergi Susu Kedelai?

Sama halnya dengan alergi makanan dan minuman lainnya, prinsip pengobatan alergi susu kedelai adalah menghindari segala makanan dan minuman yang mengandung kedelai termasuk susu kedelai. Orangtua harus perhatian terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi anak, dan melabelinya apabila mengandung kedelai agar tidak dimakan dan diminumnya.

Pada saat makan di restoran juga harus menanyakan bahan yang digunakan apakah ada kandungan kedelai atau bukan. Apabila anda sudah terlanjur muncul reaksi, maka segera ke dokter terdekat agar diberikan penanganan. Prinsip penanganan akan diberikan obat golongan antihistamin dan steroid untuk menekan reaksi imunitas tubuh.

Baca Juga:  Neurofibromatosis : Jenis, Gejala hingga Pengobatan

Demikian yang dapat kami sampaikan, apabila ada yang ingin ditanyakan, jangan ragu menanyakannya melalui komentar. Semoga kita sehat semua. Salam, DokterMuslim.com

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko
Yogyakarta, 16 Mei 2016

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *